Mata
kuliah :
Pengantar Geofisika
Dosen
: Ayusari Wahyuni S.si. M.Sc
MAKALAH
BUMI, BENTUK BUMI, UKURAN BUMI,
KOMPOSISI BUMI
DAN BAGIAN BUMI
DI SUSUN OLEH :
NAMA : ASNA
NIM : 60400114027
KELAS : B FISIKA
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
BAB II
BUMI, BENTUK BUMI, UKURAN BUMI,
KOMPOSISI BUMI
DAN BAGIAN BUMI
A.
Kelahiran
Bumi
Bumi dilahirkan 4,5 milyar tahun yang lalu. Menurut
ceritanya, tata surya kita yang bernama Bima Sakti, terbentuk dari kumpulan
debu di angkasa raya yang dalam proses selanjutnya tumbuh menjadi gumpalan bebatuan dari mulai yang
berukuran kecil hingga ke ukuran asteroid sebesar ratusan kilometer. Bebatuan
angkasa tersebut selanjutnya saling bertabrakan, dimana awalnya tabrakan yang
terjadi masih lambat. Akibat adanya gaya gravitasi, bebatuan angkasa yang
saling bertabrakan itu saling menyatu dan membentuk suatu massa batuan yang
kemudian menjadi cikal bakal (embrio) bumi. Lama kelamaan dengan semakin
banyaknya bebatuan yang menjadi satu tersebut, embrio bumi tumbuh semakin
besar.
Sejalan dengan semakin berkembangnya embrio bumi
tersebut, semakin besar pula gaya tarik gravitasinya sehingga bebatuan angkasa
yang ada mulai semakin cepat menabrak permukaan embrio bumi yang sudah tumbuh
semakin besar itu. Akibat tumbukan2 yang sangat dahsyat tersebut timbulah
ledakan2 yang sudah pasti sangat dahsyat pula yang mengakibatkan terbentuknya
kawah2 yang sangat besar dan pelepasan panas secara besar2an pula.
Laut sendiri menurut sejarahnya terbentuk 4,4 milyar
tahun yang lalu, dimana awalnya bersifat sangat asam dengan air yang mendidih
(dengan suhu sekitar 100C) karena panasnya bumi pada saat itu. Asamnya air laut
terjadi karena saat itu atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman
air inilah yang menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan
garam-garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini. Pada
saat itu, gelombang tsunami sering terjadi karena seringnya asteroid menghantam
bumi. Pasang surut laut yang terjadi pada saat itu bertipe mamut alias ‘ruar
biasa’ tingginya karena jarak bulan yang begitu dekat dengan bumi.
Sebelum kita lanjutkan pembahasannya, ada satu
pertanyaan yang mengganjal yang perlu diajukan di sini, yaitu “dari mana air
yang membentuk lautan di bumi itu berasal?” Itu pertanyaan yang sukar dijawab,
dan para ahli sendiri memiliki beberapa versi tentang hal itu. Salah satu versi
yang pernah saya baca adalah bahwa pada saat itu, bumi mulai mendingin akibat
mulai berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat
itu tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar matahari
untuk masuk ke bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai terkondensasi dan
terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan tipe mamut juga)
yang mengisi cekungan-cekungan di bumi hingga terbentuklah lautan.
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang
ada diatmosfer mulai berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi
dengan ion karbonat membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi
cerah sehingga sinar matahari dapat kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan
terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di bumi juga mengalami
pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air mulai kering.
Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa
ke lautan, menyebabkan air laut semakin asin.
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet bumi mulai
terlihat biru karena laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin
dingin karena air di laut berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun
pada saai itu diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di
bumi, menurut para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun
demikian, masih merupakan perdebatan hangat hingga saat ini kapan tepatnya
kehidupan awal itu terjadi dan di bagian lautan yang mana? apakah di dasar laut
ataukah di permukaan? Hasil penemuan geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di
Afrika Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan
adanya fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di
dalam lumpur mendidih di dasar laut.
Di dalam al-Qur’an Allah SWT menjelaskan tentang
penciptaan langit dan bumi yang di jelaskan dalam surah Al-A’raf ayat 54 yang
berbunyi :,
إِنَّ
رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ
ثُمَّ اسْتَوَى عَلَى الْعَرْش ِ
Artinya
:
Sesugguhnya
Tuhan kalian, yaitu Allah, Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam 6
hari, kemudian Dia beristiwa di atas Arsy. (QS. al-A’raf: 54).
Allah juga
berfirman di surat al-Furqan,
وَلَقَدْ
خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ
وَمَا مَسَّنَا مِنْ لُغُوب ٍ
Artinya
:
Sungguh
Aku telah menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada diantara keduanya
dalam 6 hari, dan Aku tidak merasa capek. (QS. Qaf: 38
1. Teori
Ledakan Besar
Konon, Matahari punya teman berupa Bintang. Bintang
tersebut meledak dan menyisakan bahan-bahan yang kemudian mengelilingi
Matahari. Bahan-bahan itulah yang kemudian membentuk planet-planet, termasuk
Bumi.
2. Teori
Pasang Surut
Matahari hampir berbenturan dengan sebuah Bintang.
Benturan yang nyaris terjadi itu menyebabkan beberapa gas di bagian permukaan
Matahari tertarik keluar. Gas-gas tersebut pecah dan menjadi bagian-bagian yang
kemudian disebut planet.
3. Teori
Awan Gas
Mulanya, Tata Surya merupakan awan gas yang berputar
sangat cepat. Perputaran awan gas melepaskan cincin-cincin gas, yang juga
berputar sangat cepat. Lama-kelamaan, cincin-cincin gas terbentuk menjadi
planet-planet.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara
bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap
dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
a. Awalnya
bumi masih merupakan planet homogeny dan belum mengalami pelapisan atau
perbedaan unsure.
b. Pembentukan
perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material
besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat
jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
c. Bumi
terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel
luar, dan kerak bumi.
B. Pengertian Bumi
Bumi merupakan planet tempat tinggal seluruh makhluk
hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas
beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda,
mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan
sebagainya.
Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam
sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita
perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya
(rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata
surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air
laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses
terbentuknya tata surya kita.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya
bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat
gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang di lakukannya
tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan
bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan
dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula.
Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut
membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk
sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi
mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan
memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk
planet bumi.
C.
Bentuk
Bumi
Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulatan
gepeng (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi
kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian katulistiwa. Buncitan ini
terjadi karena rotasi bumi, menyebabkan ukuran diameter katulistiwa 43 km lebih
besar dibandingkan diameter dari kutub ke kutub. Diameter rata-rata dari
bulatan bumi adalah 12.742 km, atau kira-kira 40.000 km/π. Karena satuan meter
pada awalnya didefinisikan sebagai 1/10.000.000 jarak antara katulistiwa ke kutub
utara melalui kota Paris, Prancis.
Topografi lokal sedikit bervariasi dari bentuk
bulatan ideal yang mulus, meski pada skala global, variasi ini sangat kecil.
Bumi memiliki toleransi sekitar satu dari 584, atau 0,17% dibanding bulatan
sempurna (reference spheroid), yang lebih mulus jika dibandingkan dengan
toleransi sebuah bola biliar, 0,22%. Lokal deviasi terbesar pada permukaan bumi
adalah gunung Everest (8.848 m di atas permukaan laut) dan Palung Mariana
(10.911 m di bawah permukaan laut). Karena buncitan katulistiwa, bagian bumi
yang terletak paling jauh dari titik tengah bumi sebenarnya adalah gunung
Chimborazo di Ekuador..
D.
Ukuran
bumi
Bumi mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton,
dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar
5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis
planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai
diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1
dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok
sebagai 1.
E.
Struktur
bumi
a. Kerak
bumi
Kerak
Bumi adalah lapisan terluar bumi yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak
samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km
sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak
samudra yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua
yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. Kerak Bumi dan
sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang
lebih 80 km.
Temperatur
kerak meningkat seiring kedalamannya. Pada batas terbawahnya temperatur kerak
menyentuh angka 200-400 C. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat membentuk
lapisan litosfer. Karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer,
litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak. Temperatur meningkat
30 0C setiap km, namun gradien panas bumi akan semakin rendah pada lapisan
kerak yang lebih dalam. Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah:
Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe)
(5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium
(Mg) (2,1%).
b. Selimut
atau selubung bumi (mantel)
Selubung
bumi atau yang biasa disebut mantel bumi ini merupakan lapisan yang
menyelubungi inti bumi dan merupakan bagian terbesar dari bagian bumi sekitar
83.2 persen dari volume dan 67.8 persen dari keseluruhan masa bumi. Terdiri
dari material yang berfasa cair ,sering pula selubung bumi disebut sebagai
lapisan astenosfer. Pada lapisan ini tempat terjadinya pergerakan-pergerakan
lempeng-lempeng yang disebabkan oleh gaya konveksi atau energi dari panas bumi.
Pergerakan tersebut sangat mempengaruhi bentuk muka bumi. ketebalann selubung
ini berkisar 2.883 km. Densitasnya berkisar dari 5.7 gr/cc dekat dengan inti
dan 3.3 gr/cc didekat kerak bumi. Pada wilayah selubung bagian atas akan mulai
terbentuk intrusi magma yang diakibatkan oleh batuan yang menyusup dan meleleh.
c. Inti
bumi
Inti
bumi terletak mulai kedalaman sekitar 2900 km dari dasar kerak bumi sampai ke
pusat bumi. Inti bumi dapat dipisahkan menjadi inti bumi bagian luar dan inti
bumi bagian dalam. Batas antara selubung bumi dan inti bumi ditandai dengan
penurunan kecepatan gelombang P secara drastis dan gelombang S yang tidak
diteruskan. Keadaan ini disebabkan karena meningkatnya berat jenis material
penyusun inti bumi dan perubahan sifat meterialnya dari yang bersifat padat
menjadi bersifat cair.
F.
Bagian
bumi
a. Atmosfer
Atmosfer merupakan
bagian dari planet ini contohnya udara dan seluruh yang ada di atas permukaan
bumi. Atmosfer juga memiliki beberapa lapisan dan setiap lapisan memiliki
ketebalan yang bervariasi.
b. Troposfer adalah bagian paling
bawah, atmosfer memiliki ketinggian dari permukaan berkisar 9—17 km, di atas
khatulistiwa lebih tinggi dari pada di atas daerah kutub. Memiliki suhu 17-52
derajat celcius. Troposfer memisahkan startosfer dengan mesosfer.
c. Stratosfer adalah lapisan udara di
antara 10— 60 km di atas permukaan bumi; Stratosfer di atas
troposfer; atau bisa diartikan juga sebagai daerah atmosfer yang
terletak antara tropopause dan stratopause, di dalam daerah ini makin ke atas
suhunya makin tinggi, sekitar -57 derajat celcius, ozon berfungsi untuk menahan
sinar ultraviolet.
d. Mesosfer adalah daerah atmosfer
yang terletak antara stratopause dan mesopause, pada umumnya di daerah ini
makin ke atas, suhunya makin naik, memiliki ketebalan antara 45-75 km selain
itu juga memiliki suhu lapisan berkisar dari -140 derajat celcius, apabila
terdapat suhu yang rendah dan dingin dapat mengakibatkan munculnya awan
noctilucent yang terdiri dari kristal-kristal es.
e. Ionosfer adalah lapisan atmosfer,
pada ke-tinggian l00 km di atas lapisan stratosfer, mengandung ion dan elektron
bebas yang dihasilkan oleh radiasi matahari; 2 Fis lapisan
atmosfer yang tingginya mulai dari 50—1.000 km merupakan lapisan ion-ion. Dapat
memantulkan gelombang-gelombang radio.
f. Termosfer adalah bagian atmosfer,
kira-kira 50 mil di atas permukaan bumi sampai angkasa luar dan ditandai dengan
suhu udara tinggi terus-menerus.
g. Eksosfer adalah daerah di luar
atmosfer memiliki ketinggian kurang lebih 500 km, benda-benda yang sangat
ringan di ruang ini akan terlempar ke luar angkasa. Eksosfer tidak memiliki
tekanan udara. Eksosfer memiliki refleksi dari cahaya matahari yang dipantulkan
oleh partikel debu meteoritik.
h. Litosfer
Litosfer yang berasal dari bahasa
Yunani, Lithos artinya adalah berbatu sedangkan Sphere artinya lapisan jadi
Litosfer dapat kita artikan sebagai lapisan bumi paling luar . Litosfer dibagi
menjadi dua yaitu Litosfer atas dan Litosfer bawah, dan Litosfer juga terbagi
menjadi dua tipe, yaitu:
a. Litosfer
Samudera, berfungsi sebagai penghubung kerak samudera dan memang berasal dari
samudera.
b. Litosfer
Benua, litosfer ini berada di b
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bumi dilahirkan 4,5
milyar tahun yang lalu. Menurut ceritanya, tata surya kita yang bernama Bima
Sakti, terbentuk dari kumpulan debu di angkasa raya yang dalam proses selanjutnya
tumbuh menjadi gumpalan bebatuan dari
mulai yang berukuran kecil hingga ke ukuran asteroid sebesar ratusan kilometer.
Bebatuan angkasa tersebut selanjutnya saling bertabrakan, dimana awalnya
tabrakan yang terjadi masih lambat. Akibat adanya gaya gravitasi, bebatuan
angkasa yang saling bertabrakan itu saling menyatu dan membentuk suatu massa
batuan yang kemudian menjadi cikal bakal (embrio) bumi. Lama kelamaan dengan
semakin banyaknya bebatuan yang menjadi satu tersebut, embrio bumi tumbuh semakin
besar.
Bumi merupakan planet
tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal
makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material
pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk
permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan,
perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya.
Bumi terdiri atas
beberapa bagian yaitu :
a. Atmosfer
merupakan bagian dari planet ini contohnya udara dan seluruh yang ada di atas
permukaan bumi.
b. Litosfer yang
berasal dari bahasa Yunani, Lithos artinya adalah berbatu sedangkan Sphere
artinya lapisan jadi Litosfer dapat kita artikan sebagai lapisan bumi paling
luar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar