Selasa, 28 Juni 2016

metode magnet

Mata kuliah    : Pengantar Geofisika
Dosen              : Ayusari Wahyuni S.si. M.Sc

MAKALAH
METODE MAGNETIK
DI SUSUN OLEH :
ASNA
60400114027

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “METODE MAGNETIKdengan sebaik-baiknya berdasarkan waktu yang di telah di tentukan.  .

         Makalah  ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalampembuatanmakalahini.
    
        Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapatmemperbaikimakalahini.
    
         Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupuninpirasi baik kepada pembaca maupun pendengar pembaca.
    
                                                                                     Samata-Gowa 26 Maret 2016
                                                                                                     Penyusun
                                                                                                               ASNA

BAB I
METODE MAGNETIK
A.    METODE MAGNETIK
Metoda geomagnet adalah salah satu metoda eksplorasi geofisika yang memanfaatkan fenomena kemagnetan bumi untuk memperkirakan struktur atau kondisi geologi bawah-permukaan (subsurface).  Medan magnet utama bumi menginduksi mineral-mineral yang bersifat magnetik yang terdapat pada formasi batuan tertentu.  Hasil pengukuran variasi medan magnet bumi sebagai fungsi dari posisi (variasi spasial) dapat digunakan memperkirakan daerah-daerah dimana terdapat formasi batuan yang mengalami induksi magnetik atau magnetisasi.
Survey geomagnetik mungkin tidak menunjukkan langsung bentuk objeknya(biji besi,mangan,andesit,fluida dan  lainya), namun dapat memberikan informasi mengenai keberadaan, distribusi dan struktur dari formasi batuan yang terkait. Di samping itu, survey ini memberikan gambaran mengenai kontinuitas formasi di antara singkapan. Berdasarkan tujuan dari eksplorasi yaitu untuk mendapatkan suatu nilai ekonomis dari deposit, maka pemodelan 2D dan 3D data magnetik dapat merekonstruksi dan memberikan informasi perhitungan cadangan awal dari andesit di daerah survey.Medan magnet bumi secara global berorientasi / memiliki arah Utara – Selatan.  Kemagnetan batuan secara umum diasumsikan sebagai hasil proses induksi dengan arah yang sama dengan medan magnet utama bumi.
Pada survey geomagnet dilakukan pengukuran medan magnet total yang merupakan superposisi antara medan magnet bumi dan induksi pada batuan.  Titik-titik pengamatan terletak pada lintasan yang ber-arah Utara – Selatan.  Jarak antar titik pengukuran dalam satu lintasan harus cukup rapat untuk mendeteksi adanya anomali,kemenerusan kemagnetan, sedangkan jarak antar lintasan dapat dibuat relatif lebih jarang.
Fenomena kemagnetan bersifat dipolar (dwi-kutub) sehingga suatu formasi batuan yang termagnetisasi umumnya menghasilkan anomali magnetik yang terdiri dari pasangan anomali positif (tinggi) dan negatif (rendah).  Pasangan anomali tinggi dan rendah tersebut membujur dalam arah Utara – Selatan sebagaimana arah medan magnet utama bumi.  Posisi “benda anomali” (anomalous body) penyebab timbulnya anomali magnetik tidak dapat diperkirakan secara tepat karena umumnya berada diantara anomali rendah dan anomali tinggi.
Kompleksitas anomali magnetik semakin meningkat dengan adanya tumpang-tindih (overlapping) efek dari berbagai benda anomali.  Pengolahan data tingkat lanjut diperlukan untuk membantu interpretasi kualitatif melalui proses peningkatan citra (image enhancement), transformasi atau reduksi, pemisahan komponen-komponen anomali (anomaly separation) dan sebagainya. Pengolahan data lanjut pada dasarnya adalah proses pem-filter-an (filtering) menggunakan analisis spektral.  Data dalam domain ruang (spasial) ditransformasi ke dalam domain frekuensi spasial, dikalikan dengan fungsi filter dan hasilnya ditrasformasi kembali ke dalam domain ruang.  Transformasi data dari domain ruang ke domain frekuensi spasial dan sebaliknya menggunakan algoritma Fast Fourier Trasnsform (FFT) 2-D.
Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas khususnya mengenai distribusi anomali magnetik yang direfleksikan oleh parameter susceptibilitas  secara 3D maka dilakukan tahapan pemodelan 3D. Metoda inversi 3 dimensi data magnetik dilakukan seperti yang terdapat pada paper Yudsitira dan Grandis (2001),  dengan menerapkan metoda yang dijabarkan oleh Fedi dan Rapolla (1999). Faktor model-smoothing digunakan dalam meresolusi inversi matriks data magnetik dengan menggunakan metoda Singular Value Decomposition (SVD) (Press, dkk., 1987).
Aplikasi geomagnet banyak digunakan di bidang pertambangan dan perminyakan dan gas bumi ini karena pendekatan yang dilakukan adalah kerentanan batuan di bawah permukaan,dengan adanya referensi batuan terhadap nilai kerentanannya maka pemodelan dan interpretasi dapat dilakukan.
Dalam bidang pertambangan seperti batubara pendekatan yang sering dilakukan adalah dengan mengidentifikasi sebaran sedimen(khusus untuk daerah batubara dengan formasi dominan batuan keras/andesit dan vulkanik),hampir sebagian besar keterdapatan batubara di daerah sedimen tersebut,namun ada sebagian kecil batubara yang terhimpit antara batuan beku(andesit dan vulkanik) dan ada juga posisi batubara di atas atau di bawah batuan beku. Kondisi yang berbeda-berbeda tersebut diakibatkan oleh adanya peran struktur dari bawah permukaan seperti banyak terjadi di daerah sumatera yang mempunyai sesar aktif dan di bagian selatan relatif didominasi oleh batuan beku sehingga pemisahan antara sebaran batuan sedimen dan batuan beku relatif lebih mudah.
Untuk aplikasi eksplorasi mineral relatif lebih mudah jika jika mineral-mineral tersebut dibentuk di batuan yang kerentanannya berbeda jauh dengan batuan sekitar yang bukan pembawa mineral tetapi beberapa mineral lebih sulit karena batuan pembawa mineral tersebut justru nilai kerentananya tidak dominan dibandingkan dengan batuan sekitar atau dengan kata lain hampir seragam, misalnya untuk eksplorasi mineral mangan(manganese) yang pada umumnya batuan pembawanya atau asosiasi di lokasi dengan batuan lempung. Batuan lempung sendiri mempunyai nilai kemagnetan yang relatif rendah ke menengah dan biasanya batuan lempung di lapangan tidak terlalu dominan karena proses geologinya yang berbentuk lapisan atau endapan.
Dalam bidang perminyakan seperti eksplorasi minyak dan gas bumi ada beberapa manfaat dari metode geomagnet ini diantaranya identifikasi basement dan strukturnya serta identifikasi sourcerock. Metode geomagnet sendiri mempunyai resolusi yang tidak begitu bagus secara vertikal jika di bandingkan dengan metode yang khusus menitikberatkan pada resolusi vertikal seperti seismik,MT dan lainya sehingga dalam eksplorasi minyak dan gas bumi sering kali metode ini di sandingkan dengan metode lainya seperti gravity dan seismik serta metode lainya. Tidak mudah memang tetapi metode geofisika sangat sulit ketika harus berdiri sendiri tidak disupport dengan data dan metode yang lainya.
Metode magnetic Dilakukan berdasarkan pengukuran anomaly geomagnet yang diakibatkan oleh perbedaan kontras suseptibilitas, atau permeabilitas magnetik tubuh cebakan dari daerah sekelilingnya. Perbedaan permeabilitas relatif itu diakibatkan oleh perbadaan distribusi mineral ferromagnetic, paramagnetic, diamagnetic. Metode ini sensitive terhadap perubahan vertical, umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic, struktur geologi. Dan metode ini juga sangat disukai pada studi geothermal karena mineral-mineral ferromagnetic akan kehilangan sifat kemagnetannya bila dipanasi mendekati temperatur Curie oleh karena itu digunakan untuk mempelajari daerah yang dicurigai mempunyai potansi Geothermal.
Metode eksplorasi disukai karena data acquitsition dan data proceding dilakukan tidak serumit metoda gaya berat. Penggunaan filter matematis umum dilakukan untuk memisahkan anomaly berdasarkan panjang gelombang maupun kedalaman sumber anomaly magnetic yang ingin diselidiki. Di pasaran banyak ditawarkan alat geomagnet dengan sensitifitas yang tinggi seperti potongan PROTON MAGNETOMETER dan lain-lain
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di bawah permukaan bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang medan yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian dijadikan dasar bagi pendugaan keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual yang kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.

Beberapa tipe bijih seperti magnetit, ilmenit, dan phirotit yang dibawa oleh bijih sulfida menghasilkan distorsi dalam magnet kerak bumi, dan dapat digunakan untuk melokalisir sebaran bijih. Disamping aplikasi landsung tersebut, metoda magnetik dapat juga digunakan untuk survei prospeksi untuk mendeteksi formasi-formasi pembawa bijih dan gejala-gejala geologi lainnya (seperti sesar, kontak intrusi, dll).


Penggunaan metoda magnetik didalam prospek geofisika adalah berdasarkan atas adanya anomali medan magnet bumi akibat sifat kemagnetan batuan yang berbeda satu terhadap lainnya. Alat untuk mengukur perbedaan kemagnetan tersebut adalah magnetometer.  Jika suatu benda berada dalam medan magnetik dengan kuat medan (H), maka akan terjadi polarisasi magnetik (I) sebesar : I = k.H, dimana k adalah kerentanan (susceptibilities) magnetik. Polarisasi magnetik (I) disebut juga dengan intensitas magnetisasi pada suatu medan magnet lemah.  Faktor (1+k) dilambangkan dengan mr atau dikenal dengan permeabilitas magnetit relatif. Jika k diabaikan, maka m0mr = m, yang dikenal sebagai permeabilitas absolut (ohm.dt/m).

B.     Sifat Umum Kemagnetan Batuan
Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan sebagai medan magnet yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang terletak didalam inti bumi, namun tidak berimpit dengan pusat bumi. Medan magnet ini dinyatakan dalam besar dan arah (vektor) dimana arahnya dinyatakan dalam deklinasi (penyimpangan terhadap arah utara-selatan geografis) dan inklinasi (penyimpangan terhadap arah horizontal).
Kuat medan magnet yang terukur dipermukaan sebagian besar berasal dari dalam bumi (internal field) mencapai lebih dari 90%, sedangkan sisanya adalah medan magnet dari kerak bumi, yang merupakan target didalam eksplorasi geofisika, dan medan dari luar bumi (external field). Karena medan magnet dari dalam bumi merupakan bagian yang terbesar, maka medan ini sering juga disebut sebagai medan utama yang dihasilkan oleh adanya aktivitas di dalam inti bumi bagian luar (salah satu konsep adanya medan utama ini adalah dari teori dinamo).
Mineral-mineral dengan sifat magnet yang cukup tinggi antara lain :
1.      Oksida-oksida besi : FeO – Fe2O3 – TiO2
2.      Sulfida-sulfida dalam series troilite-phyrotit

C.     Kerentanan (susceptibilities) Batuan
Kerentanan magnetik merupakan parameter yang menyebabkan timbulnya anomali magnetik dan karena sifatnya yang khas untuk setiap jenis mineral, khususnya logam, maka parameter ini merupakan salah satu subjek didalam prospek geofisika. Telah diketahui bahwa adanya medan magnet bumi menyebabkan terjadinya induksi magnetik yang besarnya adalah penjumlahan dari medan magnet bumi dan magnet batuan dengan kerentanan magnetik yang cukup tinggi. Besaran ini adalah total medan magnet yang terukur oleh magnetometer apabila remanan magnetiknya dapat diabaikan.
Setiap jenis batuan mempunyai sifat dan karakteristik tertentu dalam medan magnet yang dimanifestasikan dalam parameter kerentanan magnetik batuan atau mineralnya (k). Dengan adanya perbedaan dan sifat khusus dari tiap jenis batuan atau mineral inilah yang melandasi digunakannya metoda magnetik untuk kegiatan eksplorasi maupun kepentingan geodinamika. Pada Tabel 1 dapat dilihat daftar kerentanan magnetik (k) beberapa jenis batuan dan mineral yang umum dijumpai.
Tabel 1 Kerentanan magnet dalam beberapa batuan dan mineral (Telford, 1990., dan Parasnis, 1973).
Tipe
Batuan
Kerentanan
(x 103)
Tipe
Mineral
Kerentanan
(x 103)
Dolomite
0 – 0.9
Graphite
0.1
Limestones
0 – 0.3
Quartz
-0.01
Sandstones
0 – 20
Rock salt
-0.01
Shales
0.01 – 15
Gypsum
-0.01
Amphibolite
0.7
Calcite
-0.001 – 0.01
Schist
0.3 – 3.0
Coal
0.02
Phyllite
1.5
Clays
0.2
Gneiss
0.1 – 25
Chalcopyrite
0.4
Quartzite
4.0
Siderite
1 – 4
Serpentine
3 – 17
Pyrite
0.05 – 5
Granite
0 – 50
Limonite
2.5
Rhyolite
0.2 – 35
Hematite
0.5 – 35
Dolorite
1 - 35
Chromite
3 – 110
Diabase
1 – 160
Ilmenite
300 – 3500
Porphyry
0.3 – 200
Magnetite
1200 – 19200
Gabbro
1 – 90


Basalts
0.2 – 175


Diorite
0.6 – 120


Peridotite
90 – 200


Andesite
160


Porfiri
0.22 – 210




Berdasarkan sifat magnetik yang ditunjukkan oleh kerentanan magnetiknya, batuan dan mineral dapat diklasifikasikan dalam :
a.       Diamagnetik, mempunyai kerentanan magnetik (k) negatif dan kecil artinya bahwa orientasi elektron orbital substansi ini selalu berlawanan arah dengan medan magnet luar. Contohnya : graphite, marble, quarts dan salt.
b.      Paramagnetik, mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan kecil
c.       Ferromagnetik, mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan besar yaitu sekitar 106 kali dari diamagnetik/paramagnetik.

Sifat kemagnetan substansi ini dipengaruhi oleh keadaan suhu, yaitu pada suhu diatas suhu Curie, sifat kemagnetannya hilang. Efek medan magnet dari substansi diamagnetit dan hampir sebagian besar paramagnetik adalah lemah.

BAB II
         PENUTUP
A.    Kesimpulan
B.                 Metoda geomagnetik adalah salah satu metoda eksplorasi geofisika yang memanfaatkan fenomena kemagnetan bumi untuk memperkirakan struktur atau kondisi geologi bawah-permukaan (subsurface).  Medan magnet utama bumi menginduksi mineral-mineral yang bersifat magnetik yang terdapat pada formasi batuan tertentu.  Hasil pengukuran variasi medan magnet bumi sebagai fungsi dari posisi (variasi spasial) dapat digunakan memperkirakan daerah-daerah dimana terdapat formasi batuan yang mengalami induksi magnetik atau magnetisasi.
Survey magnetik mungkin tidak menunjukkan langsung bentuk objeknya(biji besi,mangan,andesit,fluida dan  lainya), namun dapat memberikan informasi mengenai keberadaan, distribusi dan struktur dari formasi batuan yang terkait. Di samping itu, survey ini memberikan gambaran mengenai kontinuitas formasi di antara singkapan. Berdasarkan tujuan dari eksplorasi yaitu untuk mendapatkan suatu nilai ekonomis dari deposit, maka pemodelan 2D dan 3D data magnetik dapat merekonstruksi dan memberikan informasi perhitungan cadangan awal dari andesit di daerah survey.Medan magnet bumi secara global berorientasi / memiliki arah Utara – Selatan.  Kemagnetan batuan secara umum diasumsikan sebagai hasil proses induksi dengan arah yang sama dengan medan magnet utama bumi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar